Indomi Goreng Pukul 17
“Mungkin Tuhan mau lo ngebantu banyak orang. Bukan soal masalah remeh temeh, tapi yang memang nggak bisa diceritain ke sembarang orang.”
Sore itu saya ngidam makan indomi goreng pake telur yang dimasak aa-aa warkop asal Kuningan. Minumnya es jeruk tanpa sedotan alias langsung kokop dari gelas. Sayangnya, di sekitar kantor saya sekarang peredaran warkop yang dimaksud nihil. Terpaksa makan semangkok mi instan di lapak kaki lima yang baru buka mulai pukul 17.
Pukul 17 saya makan indomi goreng sambil mengingat banyak hal. Pukul 17 juga saya seperti ketuk palu: ya, gue akan bantu orang ini.
Awalnya ada keraguan: lagi?
Tapi, rasanya harus. Saya nggak bisa membiarkan diri saya begitu saja berlalu saat ada orang butuh walau nggak diminta. Saya belum dan nggak akan mau jadi orang acuh yang abai dengan sekitar, terutama manusia.
Dan kali ini saya sudah semakin belajar banyak soal arti lebih dalam butuh.
Manusia dan cerita, mari kita berkawan kembali.