Smoked Tounge, Smoked Lamb, Coleslaw, dan Toast Garlic Bread

Dewi Rachmanita Syiam
2 min readJul 31, 2021

--

Di depan layar laptop, jemari masih sibuk mengetikan nomor-nomor telepon pemilik UKM yang jadi binaan baru di kantor. Satu pesan lalu muncul di window lain yang berisi: Otw. Singkat, jelas, dan padat, tapi bikin saya terbirit-birit tutup laptop dan bersiap. Tak lupa kaos hitam bergambar sampul album favorit band lokal favorit sudah di atas kasur siap dipakai sebagai outfit malam ini ketemu Mas.

Seperti biasa, Mas pakai kaos dan celana pendek. Namun, kali ini kaosnya ungu. Lengkap dengan topi yang juga jarang saya lihat. Tumben-tumben juga pakai masker KN94, biasanya masker biasa.

Dan sepanjang jalan, tiada bukan yang jadi obrolan kami tentu soal pekerjaan. Juga soal kondisi saat ini (PPKM) kali ini lebih bikin was-was dibanding yang sudah-sudah.

Pada malam yang belum terlalu larut itu, kami menembus lampu merah Fatmawati dan berakhir di sebuah restoran BBQ yang letaknya agak tersembunyi seberang rumah makan padang Pagi Sore Cipete. Di sebuah restoran mungil kami memesan paket combo yang berisi 2 ala carte + 2 side dish. Kami memutuskan pesan smoked tounge, smoked lamb, coleslaw, dan toast garlic bread. Setelahnya kami putuskan menunggu di mobil walau ujung-ujungnya saya mesti kembali ke restoran karena makanan tak kunjung diantar.

Dengan diterangi lampu kabin mobil yang warnanya kekuningan hangat, kami siap santap lahap menu di depan mata. Onggokan lidah dan daging terbungkus hangat di balik alumunium foil berdampingan dengan tempat saus bervolume sekitar 25ml. Perlahan kami buka menu dinner itu di mobil dengan perlahan agar minyak dari pengasapan daging tak berceceran. Dan segigit dua gigit akhirnya potongan lidah dan daging menuju tenggorokan.

Bagi saya restoran ini menyajikan salah satu olahan lidah sapi terbaik. Kelembutan dan tingkat kematangannya pas. Begitu pun bumbu BBQnya yang yahud. Semakin mantap saat dimakan bersama dengan coleslaw atau salad segar yang telah dicampur mayonaise. Apalagi sambil meneguk soda. Ah tentu akan semakin asik bila disantap langsung di restoran bukan di mobil dengan keterbatasan yang penyajiannya lewat packaging box berbahan kertas.

“Hmm ada yang lagi pengen daging-dagingan,” katanya di perjumpaan kembali kami setelah sekitar dua bulan tidak bertatap secara langsung.

--

--

Dewi Rachmanita Syiam

Tentang perjalanan, musik, dan cerita. Saya di Instagram: #JalanBarengDewi